Rabu, 22 Oktober 2014
Merancang
Bangun dan Menganalisa Wide Area Network (WAN)
I.1. Latar Belakang
Pada tahun 1940-an di Amerika ada sebuah
penelitian yang ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer
secara bersama. Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai
terciptanya super komputer, karena mahalnya harga perangkat komputer maka ada
tuntutan sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal. Dari sinilah maka
muncul konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS
(Time Sharing System), bentuk pertama kali jaringan (network) komputer
diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara
seri ke sebuah host komputer.
Selanjutnya
konsep ini berkembang menjadi proses distribusi (Distributed Processing).
Dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar
secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri
disetiap host komputer.
Selanjutnya
ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses
distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai
beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer
to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah
berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN (Local Area
Network). Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian
besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan
raksasa ditingkat dunia yang disebut dengan istilah WAN (Word Area Network).
Jenis-jenis
jaringan
Secara
umum jaringan komputer terdiri atas lima jenis:
1. Local
Area Network (LAN)
Local
Area Network (LAN), merupakan jaringan local yang digunakan oleh suatu
organisasi untuk berbagi sumber daya (resources sharing) seperti printer dan
file. LAN biasanya dibangun dan dikelola oleh organisasi
tersebut. Teknologi LAN antara lain Ethernet, Token Ring dan FDDI.
Ciri-ciri LAN:
Ø Bekerja di area
geografis yang terbatas.
Ø Dapat
digunakan multi-access hingga high-bandwidth.
Ø Administrasi
dilakukan melalui administrator lokal.
Ø Koneksi
secara Full-Time dan langsung (Directly Connected )
Alat-alat yang
umum digunakan :
2. Metropolitan Area Network
(MAN)
Metropolitan
Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih
besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat
mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah
kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang
data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
3. Wide Area
Network (WAN)
Wide
Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas,
seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN memungkinkan terjadinya
komunikasi diantara dua perangkat yang terpisah jarak yang sangat
jauh. WAN menginterkoneksikan beberapa LAN yang kemudian menyediakan akses
ke komputer–komputer atau file server pada lokasi lain.Beberapa teknologi WAN
antara lain adalah Modem, ISDN, DSL, Frame Relay, T1, E1, T3, E3 dan SONET.
Ciri-ciri WAN:
Ø Bekerja di area
geografis yang luas.
Ø Dapat diakses
melalui Serial Interface dengan kecepatan yang rendah.
Ø Koneksi
secara Full-Time dan Part-Time
Alat-alat yang
umum digunakan :
4. Intranet
Melibatkan jaringan LAN dan
Web Server yang terpasang pada jaringan LAN tersebut. Web Server digunakan
untuk melayani permintaan pengguna internal suatu organisasi untuk menampilkan
data dan gambar. Intranet ini mempunyai sifat tertutup yang berarti pengguna
dari luar organisasi tidak dapat mengaksesnya.
5.
Internet
Sebenarnya terdapat banyak
jaringan di dunia ini,
seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda.
Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi
dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti
ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak compatibel dan
berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang
disebut gatewayguna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan
yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi
inilah yang disebut dengan internet.
I.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
Latar Belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini
seperti :
1.
Apa Pengertian Jaringan ?
2. Ada Berapa Jenis Jaringan Secara Umum ?
3. Apa Ciri – Ciri Masing – masing Jenis
Jaringan ?
I.3.
Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Jaringan.
2. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Jaringan Secara Umum.
3. Untuk Mengetahui Ciri – Ciri Jaringan dimasing – masing Jenisnya.
II.1
Merancang Bangun dan Menganalisa Wide Area Network (WAN)
WAN(Wide
Area Network)
WAN
Merupakan jaringan komunikasi data yang secara geografis mencakup area yang
sangat luas, lingkup nasional, regional dan global dan sering menggunakan
sarana fasilitas transmisi umum seperti telepon, kabel bawah laut ataupun
satelit. Protokol yang digunakan dalam WAN
Media yang melayani komunikasi WAN adalah termasuk dalam Physical layer dalam 7 OSI Layer. Data yang lalu-lalang di dalam media WAN tersebut diatur dengan menggunakan seperangkat aturan yang ada di dalam layer Data link dalam 7 OSI layer.
Gambaran dari sebuah WAN :
Seperangkat peraturan atau yang sering disebut dengan istilah protokol ini, mengatur bagaimana si pengirim dan penerima data dapat menggunakan media WAN tersebut secara teratur. Pembungkusan data dalam layer Data link ini sering disebut dengan enkapsulasi. Untuk itu, protokol pengatur ini sangatlah penting ditentukan dalam penggunaan media WAN.
Media yang melayani komunikasi WAN adalah termasuk dalam Physical layer dalam 7 OSI Layer. Data yang lalu-lalang di dalam media WAN tersebut diatur dengan menggunakan seperangkat aturan yang ada di dalam layer Data link dalam 7 OSI layer.
Gambaran dari sebuah WAN :
Seperangkat peraturan atau yang sering disebut dengan istilah protokol ini, mengatur bagaimana si pengirim dan penerima data dapat menggunakan media WAN tersebut secara teratur. Pembungkusan data dalam layer Data link ini sering disebut dengan enkapsulasi. Untuk itu, protokol pengatur ini sangatlah penting ditentukan dalam penggunaan media WAN.
II.
2 Protokol - Protokol Pengatur Penggunaan Media WAN
-
Point-to-Point protocol (PPP)
Protokol PPP adalah merupakan protokol standar yang paling banyak digunakan untuk membangun koneksi antara router ke router atau antara sebuah host ke dalam jaringan dalam media WAN Synchronous maupun Asynchronous. PPP protocol yang merupakan salah satu jenis koneksi WAN , adalah protocol point-to-point yang pada awalnya di kembangkan sebagai method encapsulation pada komunikasi point-to-point antara piranti yang menggunakan protocol suite. PPP protocol menjadi sangat terkenal dan begitu banyak diterima sebagai metoda encapsulation WAN khususnya dikarenakan dukungannya terhadap berbagai macam protocol seperi IP; IPX; AppleTalk dan banyak lagi. Berikut ini adalah fitur kunci dari PPP protocol ini:
Protokol PPP adalah merupakan protokol standar yang paling banyak digunakan untuk membangun koneksi antara router ke router atau antara sebuah host ke dalam jaringan dalam media WAN Synchronous maupun Asynchronous. PPP protocol yang merupakan salah satu jenis koneksi WAN , adalah protocol point-to-point yang pada awalnya di kembangkan sebagai method encapsulation pada komunikasi point-to-point antara piranti yang menggunakan protocol suite. PPP protocol menjadi sangat terkenal dan begitu banyak diterima sebagai metoda encapsulation WAN khususnya dikarenakan dukungannya terhadap berbagai macam protocol seperi IP; IPX; AppleTalk dan banyak lagi. Berikut ini adalah fitur kunci dari PPP protocol ini:
1. PPP protocol
beroperasi melalui koneksi interface piranti Data Communication Equipment (DCE)
dan piranti Data Terminal Equipment (DTE).
2. PPP protocol dapat beroperasi pada
kedua modus synchronous (dial-up) ataupun asynchronous dan ISDN.
3. Tidak ada batas transmission rate
4. Keseimbangan load melalui multi-link
6. LCP dipertukarkan saat link dibangun untuk
mengetest jalur dan setuju karenanya.
7. PPP protocol mendukung berbagai macam
protocol layer diatasnya seperti IP; IPX; AppleTalk dan sbgnya.
8. PPP protocol mendukung authentication kedua
jenis clear text PAP (Password Authentication Protocol) dan enkripsi CHAP
(Chalange Handshake Authentication Protocol)
9. NCP meng-encapsulate protocol layer Network
dan mengandung suatu field yang mengindikasikan protocol layer atas.
Diagram berikut
menunjukkan bagaimana PPP protocol dihubungkan dengan model OSI.
PPP Protocol vs
model OSI
Spesifikasi PPP
berakhir pada layer Data link. NCP (Network COntrol Protocol) mengijinkan PPP
protocol mendukung protocol-2 layer bagian atas seperti IP; IPX; APleTalk dll.
Fleksibilitas inilah yang membuat PPP protocol menjadi begitu popular. NCP
bertindak sebagai interface antara Data Link layer (yg dispesifikasikan oleh
PPP Protocol) dengan jaringan. PPP protocol menggunakan NCP untuk
meng-encapsulate paket-2 layer Network. Paket PPP mengandung Header yang
mengindikasikan pemakaian protocol layer Network.
PPP protocol
Link Control Protocol (LCP) merupakan sayu set layanan-2 yang melaksanakan
setup link dan administrasi meliputi:
o Yesting dan negosiasi Link
o Kompresi
o Authentication
o Deteksi error
Saat sesi
dimulai, piranti-2 bertukar paket LCP untuk negosiasi layanan-2 pada yang
terdaftar disini. Spesifikasi PPP protocol tidak mengandung standard layer
Physical. Akan tetapi PPP protocol dapat berjalan pada bermacam-2 standard
physical synchronous dan asynckronous termasuk:
o Serial asynchronous seperti dial-up
o ISDN
o Serial synchronous
o HIgh Speed Serial Interface (HSSI)
PPP protocol
membentuk komunikasi dalam tiga fase:
o Membuka link dan membentuk sesi
dengan saling bertukar LCP
o Membentuk opsi authentication
melalui PAP atau CHAP, CHAP sangat direkomendasikan.
o Setuju dengan protocol layer
diatasnya (IP; IPX; AppleTalk; dll)
-
Serial Line Internet Protocol (SLIP)
SLIP merupakan pendahulu dari PPP yang banyak digunakan dalam membangun koneksi serial Point-to-Point yang menggunakan protokol komunikasi TCP/IP.
SLIP merupakan pendahulu dari PPP yang banyak digunakan dalam membangun koneksi serial Point-to-Point yang menggunakan protokol komunikasi TCP/IP.
-
High-level Data Link Control (HDLC)
Protokol layer data link ini merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.
Protokol layer data link ini merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.
Untuk memenuhi
berbagai macam aplikasi, HDLC menetapkan tiga jenis stasiun, dua konfigurasi,
serta tiga model operasi pengalihan data. Ketiga jenis stasiun tersebut adalah
sebagai berikut:
Stasiun Primer: Bertanggung-jawab
mengontrol operasi jalur. Frame-frame dikeluarkan oleh primary yang disebut
perintah.
Stasiun Sekunder: Beroperasi dibawah
kendali stasiun primer. Frame-frame dikeluarkan sekunder yang disebut respons.
Primer mempertahankan jalur logik yang terpisah dengan setiap stasiun sekunder
pada jalur.
Stasiun Gabungan: Mengkombinasikan
bentuk primer dan sekunder. Stasiun gabungan bisa mengeluarkan perintah dan
respon.
Konfigurasi jalur berupa
Konfigurasi tidak seimbang: Terdiri
dari satu stasiun primer dan satu atau lebih stasiun sekunder, serta mendukung
baik transmisi full-duplex maupun half-duplex.
Konfigurasi seimbang: Terdiri dari
dua stasiun gabungan, serta mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex.
Sedangkan mode transfer data berupa:
Normal response mode (NRM):
Digunakan dengan konfigurasi. Primer tidak seimbang mengawali data transfer
menuju secondary, namun sekunder hanya mentransmisikan data dalam bentuk respon
sampai perintah dari primer saja.
Asynchronous Balanced Mode (ABM):
Digunakan dengan konfigurasi seimbang. Salah satu stasiunt gabungan dapat
mengawali transmisi tanpa perlu ijin dari salah satu stasiunt gabungan lainnya.
Asynchronous Response Mode (ARM):
Digunakan dengan konfigurasi tidak seimbang. Secondary dapat mengawali
transmisi tanpa perlu ijin yang jelas dari primer. Primer masih tetap
bertanggung-jawab terhadap jalur, termasuk inisialisasi, perbaikan kesalahan,
serta diskoneksi logik.
NRM dipergunakan pada jalur multititik, dimana
sejumlah terminal dihubungkan ke komputer host. Komputer menanyai setiap
terminal untuk dipergunakan sebagai masukan. NRM kadang-kadang juga
dipergunakan pada jalur ujung-ke-ujung, utamanya bila jalur menghubungkan
sebuah terminal atau periferal lainnya dengan sebuah komputer. ABM merupakan
mode yang paling banyak dipergunakan dibanding mode-mode lainnya: karena
membuat penggunaan jalur ujung-ke-ujung full-duplex menjadi lebih efisien sebab
tidak memerlukan overhead. Sedangkan ARM jarang digunakan: karena hanya bisa
diaplikasikan untuk keadaan-keadaan tertentu dimana sekundar perlu mengawali
transmisi.
-
X.25/LAPB
X.25 merupakan standar buatan organisasi standardisasi ITU-T yang mendefinisikan cara koneksi antara perangkat DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment) yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer dapat saling berkomunikasi. Kelebihan dari X.25 adalah kemampuannya untuk mendeteksi error yang sangat tinggi. Maka dari itu, protokol komunikasi ini banyak digunakan dalam media WAN analog yang tingkat error-nya tinggi.
X.25 merupakan standar buatan organisasi standardisasi ITU-T yang mendefinisikan cara koneksi antara perangkat DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment) yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer dapat saling berkomunikasi. Kelebihan dari X.25 adalah kemampuannya untuk mendeteksi error yang sangat tinggi. Maka dari itu, protokol komunikasi ini banyak digunakan dalam media WAN analog yang tingkat error-nya tinggi.
X.25 adalah
protokol standar yang diciptakan untuk interfacing diantara sistem host dan
jaringan packet-switching. Standar ini memiliki tiga lapisan yaitu:
-
Lapisan Fisik: menyangkut interface antara suatu
stasiun dengan jalur yang terhubung dengan simpul packet-switching.
-
Lapisan Jalur: dimaksudkan agar transfer data yang
melintasi jalur fisik cukup andal, dengan cara mentransmisikan data sebagai
rantaian dari bingkai data (frame).
-
Lapisan Paket: menyediakan layanan virtual circuit
eksternal, yang memungkinkan stasiun mampu menyusun logika koneksi (virtual
circuit) ke stasiun tujuan.
Kelebihan protokol X.25 :
Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi
dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps).
Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan
logical channel per aplikasi.
Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara
permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan
mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan.
Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data
dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan.
Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan
error correction.
Kekurangan protokol X.25 :
Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga
diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25.
Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25
membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama
untuk pembelian card adapter X.25.
Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat
OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor
tertentu yang berjalan di atas protokol X.25.
-
Frame Relay
Frame relay merupakan protokol yang khusus digunakan untuk membuat koneksi WAN jenis Packet-Switched dengan performa yang tinggi. WAN protokol ini dapat digunakan di atas berbagai macam interface jaringan. Karena untuk mendukung performanya yang hebat ini, frame relay membutuhkan media WAN yang berkecepatan tinggi, reliabel, dan bebas dari error.
Frame relay merupakan protokol yang khusus digunakan untuk membuat koneksi WAN jenis Packet-Switched dengan performa yang tinggi. WAN protokol ini dapat digunakan di atas berbagai macam interface jaringan. Karena untuk mendukung performanya yang hebat ini, frame relay membutuhkan media WAN yang berkecepatan tinggi, reliabel, dan bebas dari error.
Frame-relay
dirancang untuk menghilangkan overhead yang ada pada X.25. Perbedaan utama
antara frame-relay dan X.25 adalah:
Pensinyalan kontrol panggilan bahwa pada koneksi logik
yang terpisah dari data pemakai. Simpul-simpul (node) perantara tidak perlu
mempertahankan tabel-tabel status.
Koneksi logik untuk multiplexing dan switching
dilakukan pada lapisan 2 sebagai pengganti lapisan 3, berarti menghilangkan
satu lapisan pengolahan secara keseluruhan.
Tidak terdapat flow-control dan error-control lompatan demi lompatan. Bila diaplikasikan
secara keseluruhan maka flow-control dan kontrol kesalahan ujung-ke-ujung
merupakan tanggung jawab lapisan yang lebih tinggi
Jadi dengan
frame-relay sebuah frame data pemakai tunggal dikirim dari sumber ke tujuan,
dan sebuah balasan, yang dibangkitkan oleh lapisan yang lebih tinggi dibawa
kembali di dalam frame. Tidak terdapat pertukaran frame-frame data dan balasan
lompatan demi lompatan.
Kekurangan
utama frame-relay adalah hilangnya kemampuan flow-controldan error-control jalur demi jalur
Kelebihan
frame-relay adalah adanya proses komunikasi yang ringan, penundaan lebih rendah dan laju
penyelesaian yang lebih tinggi. Frame-relay dapat dipergunakan pada akses
dengan kecepetan sampai 2 Mbps.
Ada dua operasi yang terpisah yaitu: taraf kontrol
(control plane) yang terlibat dalam penetapan dan penghentian koneksi logic,
dan taraf pemakai (user plane) yang bertanggung jawab dalam hal transfer data
pemakai diantara pelanggan. Taraf kontrol berada diantara pelanggan dan
jaringan sedang taraf pemakai menampilkan fungsi ujung-ke-ujung.
-
Asynchronous Transfer Mode (ATM)
ATM merupakan sebuah protokol standar internasional untuk jaringan cell relay, di mana berbagai macam servis seperti suara, video, dan data digandeng bersamaan dengan menggunakan cell-cell yang berukuran tetap. Protokol ATM banyak digunakan untuk memaksimalkan penggunaan media WAN berkecepatan sangat tinggi seperti Synchronous Optical Network (SONET).
ATM merupakan sebuah protokol standar internasional untuk jaringan cell relay, di mana berbagai macam servis seperti suara, video, dan data digandeng bersamaan dengan menggunakan cell-cell yang berukuran tetap. Protokol ATM banyak digunakan untuk memaksimalkan penggunaan media WAN berkecepatan sangat tinggi seperti Synchronous Optical Network (SONET).
Asynchronous
Transfer Mode (ATM) merupakan
interface transfer paket yang efisien. ATM menggunakan paket-paket data yang
berukuran tertentu yang disebut ‘cell”. Penggunaan cell ini menghasilkan skema
yang efisien untuk pentransmisian pada jaringan berkecepatan tinggi
ATM memiliki cara yang sama dengan packet-switching. ATM melibatkan pentransferan data dalam bentuk
potongan-potongan yang memiliki ciri-ciri tersendiri. ATM memungkinkan koneksi
logik multipel dimultipleks melalui sebuah interface fisik tunggal.
ATM merupakan protokol yang efisien dengan kemampuan
kontrol kesalahan (error control) dan kontrol aliran minimal (flow control). Hal ini menyebabkan berkurangnya overhead saat
pengolahan sel-sel ATM sekaligus mengurangi bit-bit overhead yang diperlukan
masing-masing sel.
Lapisan fisik melibatkan spesifikasi media transmisi
dan skema pengkodean sinyal. Rate data yang ditetapkan pada lapisan fisik
berkisar mulai dari 25,6 Mbps sampai 622,08 Mbps.
Dua lapis diatasnya berkaitan dengan fungsi-fungsi
ATM, yaitu pelayanan transfer paket (ATM layer) dan lapisan adaptasi (AAL)
untuk pelayanan protokol transmisi yang tidak berbasis ATM.
Model referensi protokol melibatkan tiga taraf yang
berbeda:
Taraf pemakai: tersedia untuk transfer informasi
pemakai, bersama-sama dengan kontrol-kontrol yang terkait.
Taraf kontrol: menampilkan fungsi-fungsi kontrol
panggilan dan kontrol koneksi
Taraf manajemen: menampilkan fungsi-fungsi manajemen
yang berkaitan dengan sistem secara keseluruhan
Karakakteristik
Teknologi ATM
menawarkan dua karakteristik yang memperbaiki tingkat kecepatan transfer
data. Pertama, besarnya paket yang dikomunikasikan menjadi lebih kecil
jika dibandingkan dengan protokol-protokol untuk sistem telepon, sehingga
memungkinkan paket-paket dari pengguna yang berbeda yang melewati jaringan pada
waktu yang bersamaan dapat dikelompokkan secara merata. Karakteristik ATM
yang kedua adalah mengingkatnya kecepatan, dari 25 hingga 155
Mbps. Bahkan, peralatan ATM dapat menggabungkan 16 saluran menajadi satu
untuk menghasilkan kecepatan transfer hampir sebesar 2,5 juta bit per detik.
FORMAT HEADER SEL ATM
Terdapat dua format
header sel ATM yaitu UNI atau NNI. UNI header digunakan untuk komunikasi antara
endpoint dengan ATM switch dalam jaringan Private ATM. NNI header yang
digunakan untuk komunikasi antar ATM switch. Gambar berikut mengilustrasikan
format dasar sel ATM, format header sel UNI, dan format header sel NNI.
ATM Cell Header Fields
Berikut adalah
deskripsi dari beberapa field yang terdapat pada header sel ATM baik NNI maupun
UNI
v Generic Flow Control (GFC)
Menyediakan fungsi lokal, seperti
mengidentifikasi multiple stations yang menggunakan satu
interface ATM. Field ini biasanya tidak digunakan dan diatur ke nilai
default-nya 0 (biner 0000).
v Virtual Path Identifier (VPI)
Berhubungan dengan VCI dan berfungsi mengidentifikasi
path tujuan berikutnya dari sebuah sel saat melewati serangkaian switch ATM
menuju host tujuan.
v Virtual Channel Identifier (VCI)
Berhubungan dengan VCI dan berfungsi mengidentifikasi
path tujuan berikutnya dari sebuah sel saat melewati serangkaian switch ATM
menuju host tujuan.
v Payload Type (PT)
Bit pertama menunjukkan apakah dalam sebuah sel berisi
data pengguna atau kontrol data. Jika sel berisi data pengguna, bit diatur ke
0. Jika kontrol berisi data, di set ke 1. Bit kedua menunjukkan kongesti (0 =
tidak ada kemacetan, 1 = kemacetan). Bit ketiga menunjukkan apakah sel tersebut
merupakan sel terakhir pada sebuah rangkaian sel.
v Cell Loss Priority (CLP)
Menunjukkan apakah sel harus dibuang jika menemukan
kemacetan yang ekstrem ketika bergerak melalui jaringan. Jika CLP bit sama dengan
1, sel harus dibuang dan sebaliknya
v Header Error Control (HEC)
Menghitung checksum pada 4 byte pertama dari header.
HEC dapat mengoreksi kesalahan bit tunggal dalam byte, dengan demikian dapat
mempertahankan sel daripada membuangnya.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)